Kamis, 27 Maret 2008

Kalau Tidak Sekarang, Kapan Lagi = Kalau Bukan Kita, Sipa Lagi

Hutan kita meranggas. Pepohonan gundul. Ketua PWNU Jawa Timur KH Ali Maschan Moesa menyebut, bencana bukan ulah ''alam''. Tetapi, akibat ulah dan keserakahan manusia. Tak sabar menikmati hasil alam, tanpa memandang akibat atau dampak yang ditimbulkan.
Kerusakan alam kini bisa dirasakan dan dilihat di mana-mana. Madiun, Ngawi, Ponorogo, Pacitan, Nganjuk, Lamongan, Gresik, Tuban, Bojonegoro, dihantam air bah. Kali meluap, air hujan tak tertampung selokan, lumpur dan batu menghujam dari atas bukit, lereng tak lagi kompromo, menggelontor semua yang ada di bawahnya. Tak pandang manusia, kambing, sapi, ayam, bangunan yang tak salah apa-apa.
Penulis yang juga aktifis Nahdlatul Ulama, tertarik menyerukan selamatkan alam. Bersama program Gerakan Nasional Kehutanan dan Lingkungan Hidup (GNKL), ayo kita serukan penyelamatan alam. Tanam pohon, bukan tebang pohon. Anak cucu kita, masih sangat mungkin mengidamkan kayu untuk membangun rumah, seperti ayah, kakek, buyut mereka dulu. Ya kita ini sekarang. (Penulis berkesempatan bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai tanda memulai gerakan cinta dan menyelamatkan lingkungan).

Tidak ada komentar: