Kamis, 17 April 2008

Hidup

Kembali Ke Titik Nol
Rabu petang 16 April 2008 lalu saat saya melintas by pass Krian menuju Surabaya, Radio Suara Surabaya menyiarkan kisah sarat makna. Cerita itu, dituturkan salah seorang General Manager (GM) sebuah hotel di Surabaya. Kembali Ke Titik Nol.
Ini cerita tentang sepasang suami isteri. Sang suami, berpenghasilan minim harus memenuhi berbagai permintaan isterinya. Mobil mengkilap, rumah mewah, banyak duit dan kebutuhan hidup seperti makanan yang serba bergengsi. Tentu, ini cukup berat bagi sang suami.
Suatu hari, sang suami mengajak isterinya menjenguk salah seorang saudara sang suami di salah satu rumah sakit. Saudaranya itu, sakit cukup parah karena pola makan dan gaya hidup yang kurang sehat Makanan instant alias cepat saji dengan menu monoton tetapi kelas tinggi, menjadi gaya santapan saban hari. Sang suami bertanya kepada isterinya, ‘’Isteriku, apakah kau mau jika harus sakit karena makanan yang dimakan sehari-hari seperti itu? Sontak sang isteri menjawab, ‘’Tentu tidak suamiku. Aku masih ingin hidup sehat,’’ kata sang isteri.
Di saat lain, sang suami mengajak isterinya jalan-jalan. Saat melintas di depan rumah mewah, keduanya melihat sepasang kakek nenek keluar dari rumah itu. sang suami kembali bertanya, ‘’Isteriku, apakah kau mau tiba-tiba menjadi tua? Ditanya seperti itu, sang isteri agak merengut sambil menjawab, ‘’Tentu tidak suamiku. Aku masih ingin tetap muda, meski rumahnya tak semewah kakek dan nenek itu tadi,’’ ujar sang isteri.
Tiba di rumah, keduanya duduk termenung, menyimak berita di radio. Ada sebuah berita yang mereka dengarkan bersama. Seorang perampok bank yang berhasil menggondol uang miliaran rupiah, mati tertembus peluru aparat. Setelah itu, terdengar pula siaran berita, mobil mewah mengalami kecelakaan dan tewas seketika.
Sang suamipun kembali bertanya, ‘’Isteriku, apakah kau mau punya duit banyak dan mobil mewah, jika harus mati saat ini? Sang isteri marah ditanya suaminya begitu. ‘’Tentu tidak suamiku, aku masih ingin tetap hidup,’’ begitu katanya.
Kisah ini menjadi sebuah cerita berharga. Bahwa kesehatan, kesempatan memiliki panjang umur, kelonggaran melakukan sesuatu, berfikir jernih, adalah aset tak ternilai harganya. Kesehatan tubuh dan kesempatan bagi manusia, melebihi kepintaran computer Pentium IV, laptop dengan teknologi tercanggih hingga handphone dengan berbagai fasilitas terbaru.
Kembali ke titik nol, bahwa potensi yang ada di diri kita, adalah tinggal bagaimana kita memanage dnegan baik. Agar, kesehatan, kesempatan, peluang, termanfaatkan sebagai bagian dari dinamika hidup positif. (*)

Tidak ada komentar: